Jumat, 28 Maret 2014

Teknologi Biometrik

Sungguh ironis. Di tengah semakin populernya kartu ATM untuk transaksi bisnis di Indonesia, ternyata sistem keamanan yang dipergunakan sangat lemah. Solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah dengan menggunakan teknologi biometrik. Teknologi ini telah digunakan oleh group perbankan terbesar di Korea Selatan, Woori Bank, untuk melindungi keamanan pemakaian kartu ATM oleh nasabahnya (Biometric Technology Today, September 2004).
Teknologi biometrik dalam ATM bekerja berdasarkan kombinasi kartu ATM, pin dan sidik jari pengguna. Kalau toh penjahat berhasil mencuri ATM dan pin, mereka tidak akan dapat mempergunakannya karena jelas sidik jari yang dimiliki berbeda. Mesin ATM akan menolaknya begitu kombinasi dari kartu ATM, pin atau sidik jari tidak sama.
Apakah sidik jari tidak dapat dicopy seperti halnya kartu ATM? Teknologi biometrik terkini mengharuskan sidik jari asli yang menempel di mesin fingerprint. Dengan demikian, kalau lah penjahat berhasil mengcopy sidik jari nasabah, mereka akan sia-sia karena fingerprint tidak akan memprosesnya.
Menggunakan teknologi biometrik memang menjadikan kartu ATM tidak bisa leluasa dipindahtangankan kepada orang terdekat kita. Kartu ini menjadi benar-benar pribadi. Itulah sebuah pilihan teknologi, mau aman dengan sedikit terkurangi keleluasaannya atau mau benar-benar leluasa, tetapi kerugian mengancam kita.
Teknologi seperti ini harus sudah terdapat di Indonesia karena kemanan melalui sidik jari yang mengharuskan menggunakan sidik jari asli pengguna sangatlah berguna. Pengguna pun akan merasa lebih aman selain kartu ATM selanjutnya nomor pin dan ditambah dengan sidik jari yang setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda dan disebutkan finggerprint tidak akan memproses apabila bukan sidik jari asli.
Perbankan Indonesia sudah seharusnya memiliki teknologi ini demi meningkatkan keamanan nasabah untuk melakukan transaksi dimana pun.

Sumber :

ATM melalui Google Glass


Google glass adalah suatu perangkat yang di ciptakan oleh perusahaan Google untuk berbagai kebutuhan seperti multimedia, sumber informasi dan masih banyak lainnya saat ini Google mencoba untuk memberikan fungsi untuk dunia perbankan.
Mengutip Gizmag, tim  Google Glass bekerjasama dengan perusahaan softwareUbic, mengembangkan sistem keamanan terbaru, yakni identifikasi pengguna ATM via kacamata canggih tersebut.
Software Ubic ini akan mengidentifikasi pengguna ATM melalui Google Glass, yang bisa melalui QR Code yang sudah dimodifikasi.
Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR Code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan pada tahun 1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah dibaca oleh pemindai QR merupakan singkatan dari quick response atau respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat.
Kode QR berfungsi bagaikan hipertaut fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL, nomer telepon, teks dan sms yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai penghubung secara cepat konten daring dan konten luring.
Ketika sudah membaca kodenya, maka nomor PIN pengguna akan secara otomatis tertulis di layar dan membuka akses di mesin ATM.
Menurut saya penggunaan QR Code dapat memudahkan bagi pengguna ATM namun fitur ini masih dalam tahap pengembangan dan kita blm mengetahui apakah tidak menimbulkan masalah terhadap penggunanya. Bagaimana pun para penjahat akan mengikuti perkembangan teknologi untuk melakukan kejahatan demi mendapatkan keuntungan.
Meskipun begitu fitur ini patut untuk ditunggu perkembangannya karena akan memudahkan bagi pengguna bank dan metode ini merupakan bentuk pengembangan sistem keamanan terbaru.    

Sumber :


Kamis, 20 Maret 2014

Kejahatan Skimming

Kemajuan teknologi di dunia perbankan sudah berkembang pesat hingga dapat mempermudah kebutuhan manusia untuk melakukan kebutuhan pengambilan uang yaitu ATM atau Anjungan Tunai Mandiri yang memungkinkan anda melakukan penarikan uang di mesin bernama ATM tersebut.
Meskipun terdapat beberapa keuntungan dengan adanya ATM namun ada beberapa pihak yang memanfaatkan kekurangan dari ATM, karena ATM merupakan mesin tunggal yang tingkat keamanannya terbilang kurang aman. Mesin ATM hanya di lengkapi dengan CCTV untuk melihat keadaan di satu mesin ATM, berbeda apabila anda melakukan pengambilan uang  di kantor cabang perbankannya langsung selain terdapat CCTV disana juga terdapat security guard untuk menjaga kantor tersebut.
Dengan kemajuan teknologi, para penjahat pun juga mengikuti perkembangan teknologi dalam melakukan aksi kejahatannya karena para penjahat akan melakukan apapun demi mendapatkan keuntungan mereka.

Salah satu kasus kejahatan berkaitan dengan ATM adalah skimming. Nasabah dari sejumlah bank tiba-tiba terpotong saldo tabungannya, padahal mereka tidak melakukan transaksi pengambilan uang. Dalam kegiatan skimming, data pada kartu magnetik ATM disalin kemudian dituliskan kembali pada kartu magnetik kosong. Sehingga kartu ATM asli dan kartu yang sudah ditulis datanya menjadi identik. Kartu kloning inilah yang dapat berfungsi seperti kartu ATM asli. Namun bagaimana para penjahat ini dapat mengambil uang nasabah dengan kartu baru ini jika tidak mengetahui nomor PIN?

Untuk bertransaksi di ATM, selain menggunakan kartu, seorang nasabah juga harus memasukkan nomor PIN. Maka, untuk mendapatkan nomor PIN nasabah, kamera pengintai diletakkan di posisi yang tepat di sekitar ATM sehingga angka yang dimasukkan nasabah saat bertransaksi dapat terlihat. Selain itu, beberapa penjahat menggunakan cara tradisional dengan mengintip saat nasabah memasukkan nomor PIN. Dengan metode tersebut, berarti penjahat telah memiliki kartu ATM hasil kloning yang berisi data yang sama dengan kartu ATM asli milik Anda dan nomor PIN yang tepat, sehingga mereka bisa bertransaksi dengan menggunakan rekening Anda. Akibatnya, bila mereka mengambil uang dari rekening Anda, berarti uang Anda di bank berkurang.

Skimmer atau alat penyalin data ditempelkan di depan lubang tempat memasukkan kartu ATM. Alat tambahan ini bisa mengelabui pengguna bila tidak berhati-hati. Maka, sebelum memasukkan kartu, periksa terlebih dahulu apakah ada bekas tempelan, lem, atau hal mencurigakan pada lubang untuk memasukkan kartu. Karena bisa saja penjahat telah menempelkan alat skimmer. Bila memungkinkan, pilihlah menggunakan ATM yang telah dipasang antiskimmer yang biasanya berwarna hijau atau bening pada lubang ATM. Alat ini bisa mencegah dipasangnya skimmer.



Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan ini anda harus berhati-hati dalam melakukan pengambilan uang dari mesin ATM. Pastikan untuk selalu waspada terhadap semua orang, karena kita kan tidak tahu apa yang dipikirkan setiap orang jadi waspada terhadap semua yang didekat kita saat di ATM itu penting. Kemudian sebisa mungkin menutupi saat memasukan PIN anda agar tidak terlihat orang-orang di sekitar ATM, apabila memungkinkan lakukan pergantian PIN secara berkala untuk menghindari apabila seseorang telah melihat nomor PIN anda, jangan melakukan transaksi di sembarang tempat. Lalu jangan terburu-buru saat melakukan transaksi di ATM periksalah kembali apakah kartu ATM sudah anda ambil lagi dari mesin ATM sebelum meninggalkan mesin ATM. Apabila kartu ATM anda hilang segera lah lapor kepada pihak bank agar kejadian yang tidak diinginkan dapat dihindari.