Saya tertarik dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini
yaitu kasus pembunuhan dengan memutilasi korbannya. Sebetulnya yang membuat
saya tertarik untuk membahas fenomena ini adalah motif atau alasan si pelaku
melakukan hal tersebut. Dari hasil pencarian saya lewat media internet, saya menemukan
beberapa alasan yang mungkin dilakukan oleh si pelaku dari para ahli dan alasan
yang diungkapkan oleh salah satu pelaku yang telah tertangkap oleh pihak
kepolisian.
Dari sumber
yang saya kutip pada : http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/03/14/mjmxb6-tiga-alasan-ini-bikin-pembunuh-lakukan-mutilasi terdapat beberapa alasan yang mungkin digunakan oleh pelaku untuk
memutilasi korbanya
''Tingkat kesadisan tersangka dlm memutilasi korbannya
disebabkan tiga hal,'' kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S
Pane, di Jakarta, Kamis (14/3).
Pertama, tersangka begitu sakit hati pada korban,
sehingga menyebabkan cara pembunuhannya berbeda. Ada yang harus pelaku kerjakan
setelah membunuh, yaitu memutilasi. Dengan cara membunuh saja belum cukup
meredakan sakit hatinya.
Alasan kedua, lanjut Neta, tersangka mendadak
panik setelah mengetahui korban sudah tewas. Akibat dari kepanikan, pelaku
berusaha menghilangkan jejak dengan memutilasi korban. ''Kepanikan tersebut
lekat dengan ketakutan,'' kata Neta
Terakhir, pelaku memang memiliki kondisi kejiwaan yang
tidak sehat alias kejiwaannya terganggu. Pelaku yang seperti ini, baru
merasakan membunuh ketika memotong korbannya. Mereka tidak memiliki rasa
bersalah.
Selain itu, Neta mengatakan, ada tren untuk mengikuti
kasus sebelumnya pada deretan kasus mutilasi yang terjadi. Oleh karena itu,
tuturnya, kemunculan dua kasus mutilasi yang berdekatan pada satu bulan
terakhir diperkirakan karena faktor tren hendak mengikuti yang ada.
Kemudian pada situs yang saya dapatkan pada http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/17/kenapa-mutilasi-sekarang-mewabah-292004.html terdapat motif utama si pelaku melakukan hal keji
tersebut.
Pada umumnya kalau motif yang dilatarbelakangi oleh motif cinta,
potongannnya adalah di bagian-bagian genetalia seperti payudara, penis, dan
yang lain. Namun kalau motifnya dendam, umumnya yang dimutilasi adalah bagian
kepala, tangan maupun kaki. Hal ini biasanya dilakukan oleh pelaku secara
sengaja dan terencana. Adapun motif utama pembunuhan mutilasi adalah
menghilangkan identitas korban sehingga identitas korban sulit dilacak, apalagi
pelakunya. Dengan menghilangkan identitas korban si pelaku berpikir penyidik
akan sulit melakukan penyelidikan. Usai melakukan pembunuhan, pelaku biasanya
panik dan mencari jalan pintas untuk menyelamatkan diri.
Pada
kutipan tersebut menurut pendapat saya kemungkinan kasus terbanyak disebabkan
oleh alasan yang pertama yaitu karena si pelaku terlalu sakit hati pada korban,
jadi saya mencari alasan pelaku yang telah tertangkap oleh pihak kepolisian dan
saya menemukannya pada : http://news.detik.com/read/2013/03/07/063748/2188054/10/2/5-kasus-mutilasi-di-jakarta-yang-berhasil-diungkap#bigpic
Pelaku melakukan ini karena dirinya sudah tidak
sanggup dengan perlakuan suaminya yang kurang memberikan nafkah dan telah
menikah dengan wanita idaman lain.
Dengan
alasan pelaku ini dapat disimpulkan bahwa si korban yang terlebih dahulu
melakukan tindakan yang membuat si pelaku merasa sakit hati dan akhirnya si
pelaku nekat membunuh korbannya dengan cara memutilasi agar si pelaku dapat
terlampiaskan amarahnya.
Jadi
sebaiknya kita harus saling menghormati satu sama lain agar hidup ini bisa
harmonis dan kejadian-kejadian seperti ini dapat di minimalisasi dan dengan
mendekatkan diri kita pada Sang Pencipta maka pikiran-pikiran negatif dapat
kita hindari, agar kita selalu damai hidup di dunia dan akhirat.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, apabila ada kekurangan mohon
maaf dan mohon maaf juga bagi ada para pembaca yang kurang berkenan pada
tulisan saya ini... Sekian dan terima kasih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar